Pada artikel sebelumnya, sudah dijelaskan bagaimana cara agar wanita hamil mengalami kontraksi secara langsung dengan cara-cara seperti merangsang kontraksi dengan stimulasi payudara, melakukan hubungan seksualitas, mengkonsumsi obat-obatan herbal terentu, dan bahkan dilakukan terapi akupuntur. Memang cara-cara tersebut tidak salah, namun pada kenyataannya sejauh ini tidak ada cara alami yang memicu terjadinya kontraksi

Bagaimana dengan induksi? Induksi merupakan proses yang dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya proses persalinan. Tindakan induksi ini tidak boleh dilakukan sembarangan karena banyak resiko yang harus dihadapi oleh ibu hamil. Untuk itu sebelum menjalani tindakan induksi, lebih baik ibu hamil yang direncakan dilakukan tindakan induksi harus mengetahui tentang kenapa dilakukan induksi? bagaimana prosedurnya? dan resiko apa yang akan dihadapi. Ibu hamil dan keluarga atau suami wajib mengetahuinya, jangan hanya sekedar melakukan tanda tangan persetujuan tapi tidak tahu apa yang akan dilakukan
Tindakan Prosedur Induksi Pada Proses Persalinan
Beberapa tindakan untuk proses persalin akan dikalkukan jika setelah tanggal perkiraan kelahiran bayi belum menunjukkan adanya tanda-tanda melahirkan secara normal dan biasanya dokter atau bidan akan menunggu 2 minggu setelah tanggal perkiraan tersebut ata usia kandunagn sudah 42 minggu maka dokter atau bidan akan segera melakukan tindakan untuk mengeluarkan bayi yang ada didalam kandunganKenapa harus segera dilakukan tindakan tertentu jika bayi belum lahir saat sudah melewati tanggal perkiraan kelahiran? Karena jika bayi tidak segera dikeluarkan bisa menyebabkan terjadinya resiko komplikasi pada bayi dan pada persalinan itu sendiri. Kotoran bayi didalam rahim atau yang disebut dengan mekonium jika tertelan oleh bayi akan menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan atau infeksi pada paru-paru bayi. Untk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka beberapa tindakan perlu dilakukan dan salh satunya adalah dengan induksi
Tindakan induksi dilakukan jika proses persalinan mengalami kondisi atau gangguan berikut ini:
- Air ketuban pecah sebelumnya terjadinya kontraksi dengan ketentuan sebagai berikut:
- Air ketuban pecah lebih dari 1 hari dan belum persalinan
- Air ketuban pecah saat usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Pada keadaan ini masih bisa dilakukan tindakan pembedahan
- Air ketuban pecah saat usia kehamilan 34 - 37 minggu
- Air ketuban pecah saat usia kehamilan 37 minggu lebih
- Usia Kandungan melewati perkiraan waktu persalinan
- Jika ibu hamil mengalami gangguan kesehatan
- Jika usia kehamilan lebih dari 39 minggu dan jauh dari rumah sakit
Metode Prosedur Induksi
Dalam melakukan tindakan induksi, ada beberapa metode cara yang dilakukan sesuai dengan kondisi dan masalah yang dihadapi oleh ibu hamil. Berikut beberapa metode induksi:- Menyapu Selaput Leher Rahim : Cara ini dilakukan untuk memisahkan lapisan kantung ketuban dengan leher rahim
- Mematangkan Leher Rahim : Dilakukan dengan cara mengkonsumsi hormon prostaglandin
- Memecahkan Air Ketuban : Dilakukan saat kepala bayi sudah sampai di panggul bawah dan leher terbuka setengah
- Menggunakan Obat-obatan : Dilakukan jika leher rahimtelah menipi dan melunak dan dengan menggunakan oksitosi
Resiko Persalinan Induksi
Seperti yang telah disebutkan sejak awal, persalinan induksi mengandung resiko yang wajib diketahui oleh setiap ibu hamil yang terindkasi dilakukan induksi. Untuk itu, jika ibu hamil ditetapkan untuk dilakukan induksi, maka harus mengetahui apa alasanya seperti yang telah disebutkan diatas. Dan berikut beberapa resiko yang terjadi pada persalinan induksi:- Persalinan induksi terasa lebih sakit
- Persalinan induksi bisa dibantu menggunakan alat bantu persalinan yaitu forceps
yang digunakan untuk mengeluarkan bayi - Persalinan induksi yang terlalu dini bisa menyebabkan bayi lahir prematur
- Pada saat tindakan induksi dilakukan dan leher rahim tidak terbuka maka akan dilakukan operasi sectio caesar (SC)
- Obat-obatan yang digunakan seperti oksitosin memiliki efek samping pada bayi yaitu detak jantung bayi jadi lemah dan mengurangi suplai oksigen ke bayi
- Menyebabkan terjadinya infkesi pada ibu dan bayi
- Resiko pecahnya rahim karena bayi keluar dari dinding rahim dan masuk kedalam rongga perut. Namun pada keadaan seperti sangat jarang terjadi namun tetap harus diwaspadai
Ibu Hamil yang Tidak Boleh Dilakukan Tindakan Induksi
Tidak semua ibu mendapatkan tindakan induksi meskipun syarat untuk dilakukan induksi seperti yang telah disebutkan diatas terpenuhi. Induksi tidak disarankan dilakukan jika ibu hamil mengalami kondisi berikut ini:- Infeksi herpes genital
- Riwayat operasi caesar dengan sayatan besar atau klasik
- Riwayat operasi besar pada rahim
- Leher rahim tertutup plasenta
- Jalan lahir terlalu sempit untuk bayi
Kapan Induksi Boleh Dilakukan?
Ibu hamil tidak bisa mendeteksi dan menentukan sendiri, apakah akan saat persalinan akan dilakukan induksi atau tidak. Untuk itu, saran terbaik silahkan periksakan dan konsultasikan kepada dokter atau bidan AndaArtikel tentang tindakan prosedur induksi pada proses persalinan ini hanya sebagai informasi dan pengetahuan untuk ibu hamil dan pasangan. Dengan membaca artikel ini, tidak serta merta Anda yang sedang hamil dan memiliki karakteristik kehamilan seperti yang telah dijelaskan diatas harus dilakukan tindakan induksi saat persalinan. Hasil pemeriksaan rutin ke dokter atau bidan yang akan menentukan hasilnya, apakah akan dilakukan induksi atau tidak. Terimakasih